MAJALAHJURNALIS.Com (Deliserdang) –
M. Samin Kepala Dusun (Kadus) 25
Desa Sampali Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara menyangkal
tentang adanya program MBG (Makan Bergizi Gratis) di Dusun-nya. Dikatakan M.
Samin pada majalahjurnalis.com, Selasa (7/10/2025) siang saat bertemu di rumah warga
pinggir sungai paret busuk di Jalan Pasar VI Dwikora Dusun 25 salah satu warga
yang diajak EM untuk bergabung untuk bekerja menjadi juru masak di program MBG, “Saya
selaku Kadus tidak mengetahui adanya program tersebut di Dusun 25. Dan Pak
Kepala Desa Sampali juga tidak ada bercerita tentang masalah itu. Jadi setahu
saya dari aparat Pemerintahan Desa tidak ada mengetahuinya terkait adanya
program MBG di Dusun saya”. “Seharusnya
sebagai Kadus saya mengetahui jika ada warga saya yang melakukan
kegiatan-kegiatan, termasuk menyangkut program nasional seperti MBG. Seharusnya
saya mengetahuinya!” tutup Samin. Diberitakan
sebelumnya, sekitar 20 orang Ibu-Ibu warga Dusun 25 Desa Sampali Kecamatan
Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara menjadi korban penipuan orang-orang
yang tak bertanggungjawab inisial EM selaku Sekretaris yang juga warga yang
sama, menjanjikan untuk menjadi juru masak program Presiden Indonesia Prabowo
Subianto. Menurut sejumlah
korban kepada majalahjurnalis.com, Senin (6/10/2025) sore di Dusun 25 di Jalan
Pasar VI Dwikora Desa Sampali yang berhasil dihimpun. Dijelaskan
Ibu-Ibu korban, mereka dijanjikanEM
untuk menjadi juru masak MBG di Desa Sampali tepatnya di Dusun 25 dengan gaji
UMR (Upah Minimum Regional) dengan persyaratan harus memiliki NPWP (Nomor Pokok
Wajib Pajak) yang diterbitkan Direktorat Jenderal Pajak (DJP). “Maka”, lanjut
Ibu-ibu, “Kami dianjurkan ke Lubuk Pakam untuk mengurus NPWP karena itu salah
satu persyaratannya. Dan kami ada 20 orang dan dari Desa Percut juga ada juga
dari desa lain, totalnya mencapai total 60 orang dengan menggunakan Angkot
Kenari pada tanggal 22 Juni 2025. Jadi setiap peserta dikenakan Biaya untuk
mengurus NPWP sebesar Rp.65 ribu ditambah Rp.20 ribu untuk ongkos (angkot
kenari), Rp. 5 ribu untuk fotocopy dan Rp.5 lagi untuk beli gorengan dan minum.
Totalnya sebesar Rp.100 ribu per-orang”. Sesampai kami
di Lubuk Pakam, bukan kami dibawa ke kantor DJP tetapi dibawa didepan Kantor
Polsek Pakam ada lesehan dan disitulah kami dikumpulkan lalu diterangkan oleh
bapak-bapak, mungkin teman Bu EM. Anehnya, dalam penjelasan itu, bukan membahas
masalah masak-memasak untuk MBG Program Prabowo, tetapi disuruh mendownload
aplikasi, “Dari sini kita bisa dapat duit, jangan berharap ikut program
masak-masak, karena program masak-memasak (red-MBG) tidak ada. Cukup mendownload
aplikasi KTAD, maka kita bisa dapat uang banyak dari online, jadi tak perlu lagi
bekerja, ujar mereka kepada 60 orang peserta tersebut. Sore harinya,
sepulang dari Lubuk Pakam, kami didalam angkot semua dalam keadaan lesu,
sepertinya kami sudah tertipu dengan dalil jadi Juru Masak diprogram MBG,
programnya Presiden Prabowo. “Selama di
Lubuk Pakam. Kami tidak ada dibawa ke kantor Dirjen Pajak untuk mengurus NPWP
sesuai janji awal sebelum berangkat. Kami hanya dibawa ditempat lesehan yang
ada dekat kantor Polsek Pakam saja. Dan disanalah kami disuruh mendwonload
aplikasi KTAD. Dan kami baru tau, bahwa mengurus NPWP itu tidak dipugut biaya
(Gratis)”, ujar salah satu ibu-ibu yang direkam majalahjurnalis.com. Setelah itu, masih
dikatakan ibu-ibu korban penipuan tersebut, yakni pada bulan Agustus 2025, EM
meminta uang kepada peserta sebesar Rp.20 ribu untuk mencetak kartu NPWP, namun
tidak diberikan lagi. Dan kami juga disuruh melengkapi fotocopy KK dan KTP sama
Pas foto 4x6, katanya orang dari Jakarta mau turun, maka kita harus melengkapi
data-datanya agar dananya bisa cair dan di bulan September 2025 kita sudah
bekerja untuk masak-memasak di MBG. Nyatanya, ini sudah tanggal 6 Oktober 2025,
tetapi tak ada juga terlaksana janji pihak EM cs, ujar ibu-ibu geram. (RN/TN)
0 Komentar