Menteri Luar Negeri
Indonesia Retno Marsudi.@detik.com
MAJALAHJURNALIS.Com (Jakarta) -Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi
mengingatkan bahwa Dewan Keamanan PBB memiliki mandat untuk memelihara perdamaian
dan keamanan internasional, bukan untuk menoleransi perang apalagi genosida
seperti yang terjadi di Palestina. “Pertanyaan
saya kepada DK PBB adalah: sudah berapa banyak resolusi mengenai Palestina
telah diadopsi? Dan berapa banyak yang telah dilaksanakan?” kata Retno, Rabu
pagi (Selasa, 23/1/2024, waktu New York). Ia
mengeluarkan pernyataan itu usai berbicara dalam debat terbuka Dewan Keamanan
Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang krisis Israel-Palestina, yang dipantau
secara daring, di markas besar PBB di New York, Amerika Serikat. Pernyataan
itu sengaja dia sampaikan ke DK PBB karena Indonesia melihat banyak resolusi yang
dilanggar terkait Palestina, tetapi tidak pernah ada sanksi bagi para
pelanggar. Lebih
lanjut, Retno mempertanyakan ke mana Palestina harus mengadu jika DK PBB selama
berpuluh-puluh tahun gagal menjalankan resolusi yang dibuatnya sendiri,
sementara Israel membunuhi rakyat Palestina tanpa dihukum. “Israel
harus bertanggung jawab atas tindakannya, termasuk kekejaman di Gaza. Tidak ada
negara yang kebal hukum,” kata Retno, menegaskan. “Sekali
lagi, saya mendesak anggota DK untuk segera menghentikan ketakutan yang setiap
hari dihadapi oleh warga Palestina di Gaza dan juga di Tepi Barat,” ujar
dia. Dewan
Keamanan PBB beranggotakan 10 negara, yang lima di antaranya adalah anggota
tetap dan memiliki hak veto sehingga bisa membatalkan upaya Dewan Keamanan untuk
mengesahkan resolusi apa pun. Kelima
negara dengan hak veto itu adalah Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Rusia, dan China. Retno
juga menyoroti lebih dari 25.000 ribu nyawa warga Palestina yang melayang serta
semakin banyak penduduknya kelaparan dan kedinginan, karena DK PBB lamban
bertindak. “Saya
tekankan semua dari kita memiliki tanggung jawab untuk menghormati Hukum Humaniter
Internasional tanpa kecuali, termasuk (dalam merespons) situasi di Gaza,”
katanya. Debat
terbuka DK PBB tersebut merupakan yang ketiga kalinya diselenggarakan dalam
tiga bulan terakhir untuk merespons perang Israel di Gaza, yang berlangsung
sejak 7 Oktober 2023. Keikutsertaan
Menlu Retno dalam pertemuan itu dinyatakan pemerintah sebagai komitmen
Indonesia untuk terus mendukung perjuangan bangsa Palestina. Israel
telah melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza, sejak
serangan lintas batas oleh kelompok pejuang Hamas Palestina, yang menurut
otoritas Israel menewaskan 1.200 orang. Sedikitnya
25.295 warga Palestina, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak, terbunuh
akibat serangan Israel sementara 63.000 orang lainnya terluka --menurut
otoritas kesehatan Palestina. Gempuran
Israel juga menyebabkan 85 persen penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah
kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60 persen
infrastruktur di wilayah kantong tersebut rusak atau hancur, menurut PBB. Sumber : Antara
0 Comments