MAJALAHJURNALIS.Com (Makasar)
- Uji coba program
Makan Bergizi Gratis (MBG) tahap kedua kembali akan digelar di Kota Makassar,
Sulsel, Senin (13/1/2025). Kali ini menyasar Kecamatan
Biringkanaya. Pelaksanaannya pun masih dalam
pantauan langsung Badan Gizi Nasional (BGN). Bahkan anggaran saat ini masih
dialokasikan dari pemerintah pusat. Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel Prof
Fadjry Djufry mengaku pemerintah masih menghitung skema anggaran makan bergizi
gratis. Ke depan anggaran pemerintah daerah
provinsi maupun kabupaten/kota diharapkan dilibatkan dalam program makan
bergizi gratis ini. “Terkait makan bergizi gratis, memang
diminta kepala daerah sekarang dilihat postur anggaran berapa bisa dishare
provinsi, berapa dishare kabupaten,” kata Prof Fadjry di Kantor Gubernur
Sulsel. Terpenting baginya, pelaksanaan Makan
Bergizi Gratis akan terus berlangsung di sejumlah titik di Sulsel. Sebelumnya Plh Kepala Dinas Pendidikan
Kota Makassar Nielma Palamba menyampaikan, untuk tahap kedua yang akan digelar
besok, ditambah satu kecamatan lagi, yakni Kecamatan Biringkanaya. Ada tujuh sekolah yang disasar di
Kecamatan Biringkanaya yakni, SMP Negeri 25, SMPN 14, SMPN 16, SD Kalangtubung
1, SD Kalangtubung 2, SD Pajjaiang, dan SDN Sudiang. Nielma mengatakan, ke depan
pemberlakuan MBG akan bertahap di seluruh sekolah di Makassar. Secara keseluruhan untuk jenjang TK,
SD, SMP sebanyak 218.042 jiwa yang akan menjadi sasaran MBG. “Jadi bisa dibayangkan mobilisasi
pengantaran, kemudian proses dapur umumnya,” tuturnya. Berdasarkan pengamatannya di SD
Cendrawasih, anak-anak sangat antusias mendapatkan program MBG ini. Bahkan orang tua ikut terbantu dengan
program ini. Selain menghemat uang jajan, anak-anak lebih cepat berangkat ke
sekolah karena orang tua tak lagi menyiapkan bekal makanan. Nielma menilai, menu-menu yang
diberikan juga sudah sesuai standar gizi. Menu yang diberikan setiap hari juga
bervariatif. Hanya saja, Nielma berpesan agar orang
tua membiasakan anak-anak untuk mengonsumsi sayur. Berdasarkan temuannya, ada beberapa
anak yang tidak menyentuh sayur saat dibagikan MBG. Disdik Makassar telah menginstruksi
sekolah untuk mendata anak-anak yang memiliki alergi terhadap makanan dan minuman
tertentu. “Kita data sehingga nanti
ditersendirikan (diberi menu berbeda),” ujarnya. Nantinya, akan ada evaluasi terkait
berat badan maupun tinggi badan anak usai satu bulan berlakunya MBG. “Apakah berat badan bertambah, tinggi
badan bertambah dan tingkat intelejensianya, jangan sekedar kenyang tapi
kesehatan juga. Ada stunting kah, itu jadi indikator keberhasilan,” tutupnya. Sumber : Tribuntoraja.com
0 Comments