Kecelakaan bus tabrak tiang penanda
arah di dekat exit tol Purwodadi. Foto: Istimewa
MAJALAHJURNALIS.Com (Jakarta)
- Bus milik Pusdik Brimob yang mengangkut rombongan SMAN 1
Porong, Sidoarjo, mengalami kecelakaan maut di KM 72 Tol Pandaan-Malang dekat
Exit Tol Purwodadi, Pasuruan. Ini pelajaran pentingnya.
Dikutip detikJatim, bus yang memuat
siswa SMAN 1 Porong untuk sesi foto buku tahunan mengalami kecelakaan tunggal.
Petaka itu terjadi saat bus membawa rombongan siswa SMAN 1 Porong sejumlah 31
dan 2 guru pendamping tersebut menabrak penanda arah Exit Tol Purwodadi sekitar
pukul 12.30 WIB, Sabtu (1/2/2025).
Kecelakaan bus itu menyebabkan 2 orang
meninggal dunia, yakni sopir bus bernama Khoirul (60) dan siswi SMAN 1 Porong
bernama Naviri Arimbi Maharani (18) kelas 12. Selain itu, 19 orang mengalami
luka-luka.
"Dugaan sementara karena
kelalaian sopir," kata Kasat Lantas Polres Pasuruan AKP Derie Fradesca,
Sabtu (1/2/2025).
Derie mengungkapkan sopir bus Khoirul
(60) hendak membawa rombongan ke Malang. Namun terjadi kecelakaan menabrak guadrill
chevron Purwodadi KM 72.
"Mau ke Malang, seharusnya kan
turun di Singosari atau Lawang. Tapi ini kecelakaan mau keluar Purwodadi,"
terangnya.
Kecelakaan maut bus mengangkut siswa sekolah
sudah sering kali terjadi. Tak cuma karena kendaraannya, masalah kelalaian
sopir juga kerap menjadi penyebabnya.
Belajar dari kejadian ini, menurut
pengamat transportasi Djoko Setijowarno, seharusnya pihak penyewa bus tidak
hanya mementingkan harga sewa bus yang murah. Sebaiknya pilih penyedia bus yang
resmi, berizin, terawat dan minim kecelakaan.
"Bagi masyarakat, jangan cari
murah lah. Kalau cari bus itu mahal sedikit nggak apa-apa, tapi kan Anda lebih
selamat. Cari bus yang ada izin, buka di aplikasi Mitra Darat, itu ketahuan.
Kemudian sopirnya dua, jangan satu. Saya yakin itu (pengemudi bus maut yang
mengangkut rombongan SMAN 1 Porong) ngantuk, kemungkinan ngantuk. Makanya
sopirnya minta dua, biar nyaman. Ini yang kita selalu cari murah-murah, tapi
risikonya nggak dipikirkan," kata Djoko kepada detikOto, Minggu
(2/2/2024).
Djoko mengatakan, aspek keselamatan
dalam memilih bus untuk disewa perlu menjadi perhatian. Seperti ketersediaan
alat P3K, palu pemecah kaca, pemadam kebakaran, dan pintu darurat.
"Hingga sekarang masih ada
sejumlah bus yang tidak memiliki izin dan tidak melakukan Uji KIR. Warga jangan
terjebak dengan harga sewa murah, namun tak memberikan layanan dan jaminan
keselamatan. Selain itu, pengemudi diminta yang mengetahui rute mencapai lokasi
wisata yang dituju," kata Djoko.
Pelajaran
buat Pengemudi
Praktisi keselamatan berkendara
sekaligus Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony
Susmana, mengatakan ada beberapa kemungkinan penyebab kecelakaan maut tersebut.
Bisa jadi pengemudi lelah, gagal fokus, atau hilang kendali karena selip, agresif,
rem rusak dan lain-lain.
"Dari kejadian tersebut pastinya
harus dilakukan investigasi untuk mendapatkan sebab secara objektif. Tapi ada
satu hal yang harus dipersiapkan namun tidak dilakukan dan akibatnya berujung
kecelakaan, yaitu faktor emosi. Ketika emosi ini terjaga maka otak dapat
berpikir fokus dan jernih untuk bertanggung jawab. Utamanya pada saat awal
tugas," ujar Sony.
Untuk itu, sopir harus melakukan persiapan
yang matang sebelum nyetir. Pertama, kata Sony, memastikan kendaraan siap,
penumpangnya aman dan persiapan-persiapan arah jalan serta kemungkinan-kemungkinan
terburuk.
"Kedua, emosi yang stabil juga
membantu pengemudi dalam memandu di sepanjang perjalanan. Sehingga menerapkan
SPE (See, Predict, Exsecute) pada setiap akan bermanuver. Emosi juga menjaga
kewaspadaan berkendara, terutama ketika mulai drop dan letih datang, maka
pengemudi mampu mengambil keputusan untuk istirahat," ujar Sony.
Sumber : detikoto
0 Comments