MAJALAHJURNALIS.Com (Pekanbaru)
- Kekisruhan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau terkait
dengan angka defisit telah memicu perdebatan hangat antara Gubernur Riau dan
Wakil Gubernur Riau. Menurut informasi yang diperoleh dari
beberapa sumber yang dipercaya, bahwa perbedaan pendapat antara keduanya
disebabkan oleh adanya perbedaan angka dalam menanggapi persoalan defisit anggaran
sebesar Rp.1,3 Triliun. Larshen Yunus (foto), Ketua Dewan Pengurus
Daerah (DPD) tingkat I, Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Riau,
mengajak kedua belah pihak untuk duduk bersama dan melakukan tabbayun, guna
menyelesaikan permasalahan tersebut. Ketua DPD KNPI Provinsi Riau itu
menekankan, pentingnya sinergi dan
persatuan dalam menghadapi tantangan yang dihadapi oleh Pemprov Riau saat ini. Gubernur Riau, Abdul Wahid, menyatakan
bahwa defisit anggaran sebesar Rp.1,3 Triliun tersebut disebabkan oleh beberapa
faktor, termasuk penurunan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan kenaikan belanja
daerah. "Kita harus bisa mengelola
anggaran dengan efektif dan efisien. Kita harus bisa mengurangi belanja daerah
yang tidak penting," kata Abdul Wahid. Sementara itu, Wakil Gubernur Riau, SF
Hariyanto, menyatakan bahwa defisit anggaran tersebut harus segera diselesaikan
dengan cara yang transparan dan akuntabel. "Kita harus bisa menemukan solusi
yang terbaik untuk menyelesaikan permasalahan ini. Kita tidak bisa
menunda-nunda lagi, itu angka Defisit yang disampaikan Pak Gubernur Keliru"
kata SF Hariyanto. Ia juga menambahkan bahwa Pemprov Riau
harus bisa meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan mengurangi belanja
daerah yang tidak penting. "Kita harus bisa meningkatkan PAD
dan mengurangi belanja daerah yang tidak penting. Dengan demikian, tentu kita
bisa mengurangi defisit anggaran," kata SF Hariyanto. Kekisruhan
Terus Terjadi di Internal Pemprov Riau Bayangkan saja, Perbedaan pendapat
yang mencolok antara Gubernur dan Wakil Gubernur Riau menambah Kekisruhan di
Internal Pemprov Riau, terutama ketika pelaksanaan Rapat Forum Konsultasi
Publik RPJMD pada 12 Maret 2025 silam. Menurut Media Center DPD KNPI Provinsi
Riau, bahwa Pada kesempatan itu, Gubernur Abdul Wahid menyebutkan bahwa tunda
bayar Pemprov Riau mencapai angka Rp.2,2 Triliun. Wahid bahkan pusing tujuh
keliling dan mengaku sangat terkejut dengan angka tersebut serta menganggap
kondisi itu belum pernah terjadi sebelumnya. “Saya belum pernah menemukan ada tunda
bayar sebesar ini, yaitu Rp.2,2 Triliun. Paling ada Rp.200 miliar, Rp.250
miliar. Ini membuat kepala saya pusing tujuh keliling, mencari duitnya dari
mana ini,” kata Gubernur Abdul Wahid kala itu, sambil garuk-garuk kepala. Sebagai langkah darurat, Wahid bahkan
mengaku siap mengambil langkah kontroversial seperti memotong tunjangan TPP ASN
jika itu menjadi satu-satunya cara untuk menutupi defisit tersebut. Namun, pernyataan itu kemudian
dibantah oleh Wakil Gubernur Riau, SF Hariyanto. Birokrat Senior yang sudah
malang melintang itu menyebut bahwa, informasi mengenai defisit Rp.2,2 Triliun
tidak benar dan Sangat Keliru. Menurutnya, defisit anggaran yang sesungguhnya
hanya sebesar Rp.132 Miliar saja. “Seperti soal defisit anggaran yang
katanya Rp.2,2 Triliun, itu data dari mana? Jangan asal bunyi, ngak boleh
Asbun! itu sangat tidak benar, yang benar itu defisit kita hanya Rp.132 Miliar
saja, Saya punya datanya Lho,” tegas Ir SF Hariyanto MT. Menurut Wakil Gubernur Riau itu, bahw
defisit yang dimaksud terjadi karena realisasi pendapatan tahun sebelumnya
hanya mencapai Rp.9,4 Triliun dari target Rp.11 Triliun, Faktor lain yang turut
memperburuk kondisi adalah kegagalan mencapai target participating interest
(PI) dari sektor Migas yang hanya terealisasi sekitar Rp.200 Miliar dari target
Rp.736 Miliar. “Kami sudah melakukan efisiensi
besar-besaran sesuai Inpres Nomor 1 Tahun 2025 dan berhasil menghemat hampir
Rp.800 Miliar, itu artinya adalah uang kita ada kok,” tambah Wagubri SF Hariyanto. Hingga berita ini diterbitkan, Minggu
(23/3/2025) Pimpinan INDUK Organisasi Kepemudaan (OKP) terbesar dan tertua
seperti KNPI Provinsi Riau hanya katakan, bahwa pihaknya siap sedia memperbaiki
situasi yang sempat Kisruh tersebut. Ketua DPD KNPI Provinsi Riau bertekad
untuk mengambil jalan tengah dan tidak ingin ada berat sebelah dalam menyikapi
polemik tersebut. Aktivis Anti Korupsi Lulusan dari Universitas Riau (UNRI) dan
Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta itu lagi-lagi menyampaikan
keinginannya, bahwa pihaknya siap sedia Menengahi Konflik berkepanjangan antara
Gubernur dan Wakil Gubernur Riau. "Kalau soal data dan angka yang
defisit itu bisa kita selesaikan, cukup duduk satu meja. Kami siap Fasilitasi
Keduabelah Pihak untuk Ngopi bersama. Setidaknya dalam rangka Buka Puasa
Bersama di bulan suci ramadhan saat ini. DPD KNPI Provinsi Riau juga siap sedia
terlibat, apabila dibutuhkan dalam menghadirkan Solusi atas permasalahan yang
terjadi di internal Pemprov Riau. Ayolah Pak Gubernur dan Pak Wakil Gubernur
Riau, jangan kalian pertontonkan hal-hal seperti ini. Sudah tidak pantas lagi
kalian berdua Lucu-Lucuan seperti saat ini. Ingat dengan Janji dan Sumpah
kalian. Periodesasi Gubri-Wagubri hanya 5 tahun saja, paling efektif 4 tahun, 1
tahun lagi pasti sibuk Kampanye, jangan Bengak kalian, Rakyat butuh kerja
nyata. Visi, Misi dan Program Kerja kalian saat kampanye dulu sudah dinanti
masyarakat riau" ujar Larshen Yunus, dengan nada optimis. Terakhir, Ketua KNPI Provinsi Riau itu
berencana untuk menyiapkan Jadwal dan Tempat dalam mempertemukan Keduabelah
Pihak. Prinsipnya tetap sama, bahwa kegiatan tersebut 100% tanggung jawab dari
DPD KNPI Provinsi Riau. Hingga nantinya ditemukan satu Persepsi dan Kesamaan,
menuju Riau yang benar-benar BERMARWAH. "Ayo bapak Gubernur Riau dan
bapak Wakil Gubernur Riau. Jangan lagi kalian pertontonkan hal-hal seperti itu.
Kesannya seperti tidak seirama. Kalaupun bicara soal dana dan angka Defisit Pemprov
Riau, maka kita semua mesti Tabbayun dulu, samakan tujuan, barulah Keharmonisan
benar-benar terasa di internal Pemprov Riau. Ayo Ngopi Bareng Pak Gub dan Pak
Wagub. Tenang saja bapak!!! Dana Kas
KNPI Provinsi Riau masih ada kok, intinya kalian harus berdamai dan Jangan Lagi
buat Gaduh. Hormati Kesucian Bulan Ramadhan saat ini" ungkap Ketua KNPI
Riau Larshen Yunus, seraya mengakhiri pernyataan persnya dan mengajak ngopi
bareng. (rel/TN)
0 Comments