Ticker

7/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Siapakah Mafia Tanah itu ?

 Oleh : Thamrin BA

Ilustrasi gambar. @Koran Kaltara

MAJALAHJURNALIS.Com - Persoalan tanah di Indonesia tak ada habis-habisnya, setiap detik selalu saja ada persoalan yang mengemuka terkadang membosankan, karena aktor-aktornya bukan dari warga sipil tetapi dari oknum berdasi dan ada juga yang mengenakan baju dinas negara.


Seperti negara Adidaya Amerika Serikat, didalam Film-nya selalu mempertontonkan bahwa seakan-akan Teroris itu ada di negaranya. Kenyataannya tidak, tetapi ada dinegara lain bukan di Amerika tentunya.


Sama halnya dengan pejabat kita selalu berteriak mafia dan mafia, berantas mafia. Terkadang kita mau tertawa sendiri. Mengapa? Karena pejabat itu seakan-akan berteriak maling tetapi malingnya dirinya sendiri.


Lihat saja kasus Migor (Minyak Goreng), Menterinya terlibat padahal dia itu pejabatnya dan lihat juga Menteri Kelautan dan Perikanan serta Menteri Sosial. Semuanya pejabat tinggi setingkat Pembantu Presiden, nyatanya maling. Ingat juga kasus Hambalang! Heboh bukan?


Heran sungguh mengherankan. Begitu juga yang terjadi di Kabupaten Deli Serdang, kasus tanah tak pernah usai. Apa sebab? Karena pejabatnya sendiri yang mafia. Warga sudah nyaman, warga sudah tenang, warga sudah damai, tetapi pejabatnya yang bikin ulah.


Terbitnya Izin Prinsip atau Izin Lokasi kepada pengembang perumahan mewah di Desa Helvetia Kecamatan Labuhan Deli itu pertanda adanya Mafia Berdasi berkedok Abdi Negara.


Anehnya lagi, Izin Prinsip yang memicu konflik dibekap oleh aparat dan aparatur negara, seakan-akan Izin Prinsip tersebut sudah sesuai dengan peraturan dan Perundang-Undangan yang berlaku.


Lebih gilanya lagi, PTPN hanya pemegang Hak Guna Usaha (HGU), koq seperti memiliki tanah tersebut? PTPN  itu sama halnya dengan penyewa. Habis HGU, yach....wajib angkat kaki dari tanah tersebut dikebalikan kepada negara.


Apalagi diatas tanah HGU, Koq bisa dikeluarkan Izin  PBG (Persetujuan Pembangunan Gedung)-nya atas nama orang lain. Inilah menambah bahwa mafia berdasi itu semakin kental di Kabupaten yang dikenal dengan langgam Melayunya.


Sampai kapan ini berakhir? Tanya saja pada rumput yang bergoyang, kata Ebiet G Ade dalam syair lagunya@. (Penulis adalah anggota Devisi Advokasi JMI Sumut)

Post a Comment

0 Comments