MAJALAHJURNALIS.Com
(Jakarta) - Kucing sering dipuji
sebagai hewan peliharaan yang dapat mendatangkan ketenangan. Mungkin itulah
sebabnya mengapa tempat-tempat seperti kafe kucing, di mana siapa pun dapat
pergi untuk mengelus atau memeluk kucing sambil menikmati minuman yang
menyegarkan, begitu populer di mana pun mereka buka. Tapi,
keimutan kucing bukanlah satu-satunya manfaat yang mereka beri bagi manusia,
terutama pemiliknya. Teman-teman berbulu ini ternyata dapat membawa manfaat
kesehatan. Bagaimana bisa? Dilansir
dari Medical News Today pada Kamis (10/10/2024), memiliki kucing dapat
mengurangi risiko serangan jantung hingga hampir sepertiganya. Temuan
ini merupakan hasil dari penelitian selama 10 tahun terhadap lebih dari 4.000
orang Amerika oleh para peneliti di Institut Stroke Universitas Minnesota di
Minneapolis. Direktur eksekutif Institut tersebut sekaligus penulis senior
dalam penelitian ini, Dr. Adnan Qureshi, mengatakan, "Selama
bertahun-tahun kita telah mengetahui bahwa stres psikologis dan kecemasan
berhubungan dengan kejadian kardiovaskular, terutama serangan jantung.” Qureshi
menambahkan bahwa memiliki hewan peliharaan mungkin dapat membantu meredakan
stres. Adapun
penelitian sebelumnya telah mengaitkan kontak dengan hewan peliharaan dengan
manfaat jantung, menurut para peneliti. Namun,
sebagian orang skeptis terhadap penelitian ini temuan tersebut bukanlah bukti
adanya hubungan sebab-akibat, hanya saja ada hubungan antara kepemilikan kucing
dan risiko serangan jantung yang lebih rendah. Qureshi
mengakui hal ini, menurut Medical News Today yang mengutip sebuah laporan di
ABC News. Kaitan antara memiliki kucing dan risiko serangan jantung yang lebih
rendah bisa jadi karena kepribadian dan gaya hidup pemilik kucing dan bukan
karena mereka memiliki kucing. "Mungkin
pemilik kucing cenderung tidak memiliki kepribadian stres tinggi, atau mereka
adalah tipe orang yang tidak terlalu terpengaruh oleh kecemasan atau situasi
stres tinggi,” ujar Qureshi. Walau
hal ini menuai perdebatan, penelitian-penelitian yang menyatakan manfaat kucing
terhadap kesehatan anak lebih meyakinkan.
Tumbuh Bersama Kucing
dapat Memberi Manfaat bagi Kesehatan Anak Sebuah
studi lain menyatakan bahwa bayi yang tumbuh dengan hewan peliharaan berbulu,
termasuk kucing, memiliki kemungkinan lebih kecil untuk menderita alergi dan
obesitas. Para
peneliti menjelaskan bahwa hal ini mungkin karena bayi yang terpapar hewan
tersebut memiliki populasi dua bakteri usus yang lebih melimpah, Ruminococcus
dan Oscillospira, yang tampaknya memiliki efek pelindung. Ruminococcus dapat
mengurangi risiko alergi pada anak, sementara Oscillospira telah dikaitkan dengan
penurunan risiko obesitas. Para
peneliti menemukan bahwa bayi yang terpapar hewan berbulu sebelum dan sesudah
lahir menunjukkan peningkatan dua kali lipat dalam jumlah Ruminococcus dan
Oscillospira di usus mereka, dibandingkan dengan bayi yang tidak memiliki kontak
dengan hewan peliharaan. Paparan
awal anak-anak terhadap kucing juga dikaitkan dengan risiko asma yang lebih
rendah, menurut penelitian yang diterbitkan dalam The Journal of Allergy and
Clinical Immunology. Para
penulis studi ini percaya bahwa hal ini disebabkan karena interaksi dengan
kucing berkontribusi pada penyerapan sejenis asam sialat pada anak-anak. Jenis
asam tersebut secara alami tidak muncul dalam tubuh manusia, tetapi tampaknya
dapat mengatur reaksi inflamasi. Kucing Dapat Memberi
Manfaat Emosional, Bahkan Hanya Lewat Layar Kucing Tidur Semenjak
pertama kali orang menggunakan internet untuk berbagi foto dan video, netizen
selalu tertarik untuk menonton dan menyebarkan rekaman kucing. Menurut
penelitian, ada alasan yang masuk akal mengapa kita kecanduan video kucing:
video-video tersebut dapat membuat kita lebih bahagia dan membantu menjauhkan
emosi negatif. Penulis
studi tersebut, Jessica Gall Myrick, mengatakan, “Bahkan jika (orang) menonton
video kucing di YouTube untuk menunda-nunda pekerjaan, manfaat emosional yang
didapat sebenarnya bisa membantu orang untuk mengerjakan tugas-tugas sulit
setelahnya.” Selain
itu, sebuah survei yang dilakukan oleh badan amal kucing Cats Protection di
Inggris pada tahun 2011 menemukan bahwa orang yang menghabiskan waktu dengan
kucing atau anak kucing merasa lebih tenang dan tidak mudah marah.
Dari
seluruh pemilik kucing yang berpartisipasi dalam survei ini, 87 persen percaya
bahwa berbagi kehidupan dengan kucing meningkatkan keadaan mereka secara
keseluruhan, sementara 76 persen merasa bahwa kucing mereka membantu mereka
mengatasi stres sehari-hari dengan lebih baik. Seorang
dokter hewan dari Cats Protection, Beth Skillings, mengatakan "Duduk
bersama kucing yang mendengkur santai di penghujung hari yang sibuk seperti
mendapat pijatan yang menenangkan jiwa." “Mungkin
ini karena suara dengkuran yang menenteramkan ini umumnya diasosiasikan dengan
ketenangan dan kelembutan, atau mungkin juga karena frekuensi getarannya berada
pada kisaran yang dapat menstimulasi penyembuhan,” lanjutnya. Bagaimana Kucing
dapat Memengaruhi Perilaku Manusia Selain
manfaat psikologis dan fisiologis yang mereka berikan, ternyata kucing juga
dapat memengaruhi perilaku dan kepribadian seseorang serta membantunya menjalani
hidup dengan lebih baik. Sebuah
penelitian menunjukkan bahwa kucing sebenarnya dapat berkontribusi pada
kesuksesan finansial seseorang melalui cara yang sama sekali tidak terduga,
yaitu dengan menginfeksi mereka dengan parasit Toxoplasma gondii.
Jenis
infeksi ini, yang dikenal sebagai “toksoplasmosis”, biasanya tidak memiliki
banyak efek buruk pada orang dewasa, tetapi kadang-kadang dikaitkan dengan
masalah kesehatan yang serius pada anak kecil dan individu dengan sistem
kekebalan tubuh yang lemah. Namun,
para peneliti di University of Colorado Boulder kini telah menemukan bahwa T.
gondii sebenarnya dapat membuat orang lebih mungkin untuk mengambil risiko yang
dapat mengarah pada keuntungan finansial.
Menurut
penelitian tersebut, orang yang terpapar parasit ini 1,4 kali lebih mungkin
mengambil jurusan bisnis dan 1,7 kali lebih cenderung menekankan manajemen dan
kewirausahaan. Kucing
juga membantu meningkatkan perilaku dan interaksi sosial pada anak-anak yang
hidup dengan kondisi yang memengaruhi kemampuan mereka untuk “membaca” emosi
orang lain dan meresponsnya. Sebuah
penelitian menemukan bahwa anak-anak dengan gangguan spektrum autisme yang
tumbuh bersama dengan anak kucing menunjukkan perilaku yang lebih baik, karena
kucing memberikan dukungan emosional yang berharga. Sumber: Liputan6.com
0 Comments