Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
mengumumkan serangkaian strategi untuk membantu pelaku usaha Indonesia yang
terdampak tarif impor Trump sebesar 32% menjadi 14 persen.@Beritasatu.com/Ichsan
Ali
MAJALAHJURNALIS.Com (Jakarta)
- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengumumkan
serangkaian strategi untuk membantu pelaku usaha Indonesia yang terdampak tarif
impor Trump sebesar 32%.
Langkah ini diambil sebagai respons
atas kebijakan tarif resiprokal yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump
terhadap berbagai negara, termasuk Indonesia.
Dalam acara Sarasehan Ekonomi Bersama
Presiden RI yang digelar di Menara Mandiri, Jakarta, Selasa (8/4/2025), Sri
Mulyani menjelaskan, pemerintah menargetkan pengurangan beban hingga 14%
melalui reformasi administratif dan penyesuaian tarif.
4 Jurus Jitu Sri Mulyani
1. Reformasi Administrasi Bea Cukai
(Efisiensi 2%)
Langkah pertama adalah memperbaiki
tata kelola administrasi perpajakan pada sektor bea dan cukai. Penyederhanaan
prosedur ini diperkirakan bisa mengurangi beban pengusaha hingga 2% dari total
tarif.
"Reform dari sisi administratif
penyederhanaan akan mengurangi beban. Jadi kalau tadi dunia usaha akan kena
32%, ini bisa kita turunkan 2%," ujar Sri Mulyani.
2.
Penurunan PPh Impor dari 2,5% menjadi 0,5% (Efisiensi 2%)
Pemerintah juga akan menyesuaikan
tarif Pajak Penghasilan (PPh) impor. Tarif ini akan diturunkan signifikan dari
2,5% menjadi 0,5%. Penurunan ini diprediksi menurunkan beban pengusaha sebesar
2% tambahan.
3.
Penyesuaian Tarif Bea Masuk (Efisiensi 5%)
Penyesuaian juga dilakukan terhadap
tarif bea masuk. Barang-barang asal AS yang termasuk dalam kategori most
favored nation akan dikenai bea masuk antara 0 hingga 5%, dari sebelumnya
5-10%. Strategi ini diyakini mampu memangkas beban tarif sebesar 5%.
4.
Penyesuaian Bea Keluar untuk CPO (Efisiensi 5%)
Langkah terakhir menyasar komoditas
ekspor utama Indonesia, yakni crude palm oil (CPO). Pemerintah akan melakukan
penyesuaian tarif bea keluar CPO yang juga bisa mengurangi beban pengusaha
hingga 5%.
"Bea keluar untuk CPO kita juga
akan kita sesuaikan. Ini setara dengan pengurangan beban 5%," tambah Sri
Mulyani.
Total
Pengurangan Beban: 14%
Jika dijumlahkan, seluruh kebijakan
ini memberikan potensi efisiensi hingga 14% terhadap beban tarif yang dikenakan
Amerika Serikat. Jurus jitu Sri Mulyani ini menjadi angin segar bagi dunia
usaha di tengah tantangan perdagangan internasional yang semakin kompleks.
Sumber : Beritasatu.com
0 Comments